Berita

Ngatar Gumi: Inovasi Sederhana Petani Pujut Menuju Swasembada Pangan
Blog Single

Ngatar Gumi: Inovasi Sederhana Petani Pujut Menuju Swasembada Pangan

Sebuah inovasi lokal dari Kecamatan Pujut berhasil mencuri perhatian dalam ajang presentasi Liga Sinova Kabupaten Lombok Tengah dan webinar nasional ProPaktani. Inovasi tersebut bernama "Ngatar Gumi", digagas oleh Ishak Sunandi, SP., Penyuluh Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Pujut.


Ngatar Gumi berasal dari bahasa Sasak yang berarti mengantar atau menyiapkan sesuatu untuk lahan (gumi) agar lebih produktif dan berkelanjutan. Inovasi ini bertujuan mengatasi semakin menurunnya kandungan bahan organik di lahan pertanian, khususnya pada lahan dengan intensitas tanam tinggi seperti IP 300.

“Ngatar Gumi merupakan solusi praktis dan murah bagi petani untuk menyuburkan lahan menggunakan limbah kandang kering tanpa perlu proses pengomposan rumit,” terang Ishak. Limbah kandang yang digunakan bisa berasal dari sapi, kerbau, ayam, dan kambing, yang dikeringkan dan langsung ditabur merata di lahan sebelum masa tanam.


Selain meningkatkan kesuburan tanah, inovasi ini juga turut mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia, menekan biaya produksi, serta mengurangi limbah ternak yang mencemari lingkungan. Hasilnya, tanaman lebih sehat, produktivitas meningkat, dan lahan kembali subur.

Hingga saat ini, inovasi Ngatar Gumi telah diterapkan pada lebih dari 57 hektar lahan pertanian dan melibatkan sekitar 233 kepala keluarga di Kecamatan Pujut. Keberhasilannya pun mulai menyebar dari mulut ke mulut, bahkan banyak yang tertarik menerapkan setelah melihat langsung hasilnya di lapangan maupun melalui media sosial.


Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, dalam keterangannya, menyambut baik inovasi ini. “Kami mendukung penuh upaya inovatif seperti Ngatar Gumi, karena sejalan dengan misi kita untuk memperkuat kemandirian petani, mengurangi ketergantungan pupuk kimia, dan mendorong pertanian organik,” ujarnya.

Inovasi ini juga mendapat dorongan untuk terus dikembangkan melalui pembentukan Regu Ngatar Gumi di setiap desa, serta pelibatan pemerintah desa dan stakeholder lainnya. Harapannya, pada tahun 2025, minimal 20% dari total luas lahan sawah di Pujut sudah menerapkan pendekatan ini.

Dengan semangat gotong royong, kearifan lokal, dan sentuhan teknologi sederhana, Ngatar Gumi hadir sebagai solusi nyata dari petani untuk petani dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Lombok Tengah dan Indonesia.


Related Posts: